PROPOSAL
Judul :
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA
DALAM PEMBELAJARAN IRISAN
TERHADAP PESERTA DIDIK SMP SWASTA MUHAMDIYAH
KISARAN
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Oleh :
RIZKI AZHARI
070510430
FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kelapangan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Pada awalnya banyak sekali kesulitan dan hambatan yang di dapat dalam penulisan proposal ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya mampu terselesaikan.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Hidayat. M.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan yang telah memberikan masukan dan arahan.
Harapan penulis, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya.
Penulis sadar bahwa di dalam tulisan ini banyak terdapat kesalah dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada semua pihak yang telah membacanya. Atas kritik dan saran para pembaca penulis ucapkan terima kasih.
Kisaran, Juni 2010
Penulis
Rizki Azhari
NIM 070510430
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Objek matematika adalah benda pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak dapat diamati dengan pancaindra. Karena itu wajar apabila Matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa sekolah dasar sampai SMP bahkan untuk sebagian siswa SMA sekalipun. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam mempelajari suatu konsep/prinsip-prinsip matematika diperlukan pengalaman melalui benda-benda nyata (kongkret), yaitu media alat peraga yang dapat digunakan sebagai jembatan begi siswa untuk berpikir abstrak.
Dengan adanya alat peraga peserta didik lebih cepat memahamai materi yang disampaikan oleh pendidik. karena peserta didik lebih suka melihat sesuatu yang kongkret dari pada sesuatu yang abstrak. Akan tetapi selama ini para pendidik mengabaikan hal tersebut dan lebih banyak menyampaikan materi secara abstrak yang pada dasarnya membunuh minat belajar siswa.
Berpedoman pada hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengamati bagaimana keefektifan proses belajar mengajar dengan metode belajar tanpa alat peraga dan dengan menggunakan alat peraga bagi siswa.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Selama ini dalam proses belajar mengajar sudah banyak metode dan cara yang dipakai pendidik untuk menarik minat peserta didik belajar, tetapi pada kenyataannya semua hal dan usaha yang dilakukan pendidik rasanya masih perlu mendapatkan pembinaan
Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, muncul berbagai permasalahan yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kemampuan peserta didik dalam menganalisa dan memahami setiap pelajaran yang disampaikan.
2. Minat dan motivasi peserta didik dalam mempelajarai dan memahami setiap pelajaran
3. Efektifitas penggunaan Alat peraga dalam mendukung peserta didik lebih memahami pelajaran.
C. BATASAN MASALAH
Dalam suatu penelitian aatau pengamatan perlu dilakukan apembatasan terhadap pemasalahan yang diamati, hai ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi si penulis untuk menyelesaikan pengamatan yang sedang dikerjakan. Dan juga sebagai acuan agar pengamatan yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Melihat penjelassan diatas, penulis mencoba membatasi penelitian menjadi :
“ Efektifitas Penggunaan Alat peraga dalam Pengajaran Irisan “
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasakan pembatasan masalah di atas, penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini menjadi :
1. Bagaimanakah hasil proses belajar mengajar Irisan pada peserta didik tanpa menggunakan alat peraga ?
2. Bagaimanakah hasil proses belajar mengajar Irisan pada peserta didik dengan menggunakan alat peraga ?
3. Diantara kedua cara pengejaran diatas manakah yang lebih efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar peserta didik Sekolah Menengah Pertama?
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian masalah ini adalah :
1. Untuk memperoleh hasil belajar mengajar terhadap peserta didik tanpa menggunakan alat peraga.
2. Untuk memperoleh hasil belajar mengajar terhadap peserta didik dengan menggunakan media pembelajaan.
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih mudah dimengerti atau ayang lebih efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar terhadap peserta didik.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan perbandingan bagi pembaca untuk memulai menilai keefektifan metode belajar dengan menggunakan alat peraga dan tanpa menggunakan alat peraga jika diterapkan dalam proses belajar mengajar peserta didik.
2. Sebagai pedoman bagi guru untuk bisa menerapkan metode belajar yang efektif terhadap peserta didik
3. Menambah pengetahuan penulis tentang penggunaan metode belajar mengajar yang sesuai bagi peserta didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
1. Pengertian Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.
Sedangkan mengajar sendiri memiliki pengertian :
- Upaya guru untuk “membangkitkan” yang berarti menyebabkan atau mendorong seseorang (siswa) belajar. (Rochman Nata Wijaya,1992)
- Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjdinya proses belajar. (Hasibuan J.J,1992)
- Suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu usaha untuk terjadinya perubahan tingkah laku. (Gagne)
Dan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. (Wikipedia.com) Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Gagne dan Briggs (1979:3)
Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20)
Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
2. Hasil Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan, yaitu perubahan tingkah laku dan kecakapan dari orang yang belajar. Perubahan tingkah laku ke arah yang baik adalah merupakan tujuan pendidikan dan pengajaran yang bersifat efektif. Sedangkan kecakapan adalah merupakan hasil yang diperoleh dari pengajaran yang bersifat kognitif.
Hasil pembelajaran dapat dilihat setelah kita melakukan sebuah evaluasi. Evaluasi sangat penting dilaksanakan setelah pembelajaran. Hasil pembelajaraan dapat melihat hasil yang dicapai setelah pembelajaran. Hasil pembelajaran ini juga sering disebut prestasi.
Proses pembelajaran yang dilakukan bertujuan agar bahan yang kita ajarkan mampu dikuasai sepenuhnya/seluruhnya oleh seluruh siswa pula bukan beberapa orang saja. Pembelajaran seperti ini sering disebut pembelajaran tuntas.
Menurut Hamalik; “hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian baru, perubahan dalam sikap”. Hasil belajar mempunyai peran penting di dalam memacu semangat belajar siswa. Jika seorang siswa memiliki hasil belajar yang bagus dan memuaskan, maka ia berusaha untuk mempertahankannya bahkan meningkatkannya lagi, begitu pula sebaliknya. Jika kurang memuaskan ia akan berusaha meningkatkannya. Maka akan lebih baik jika hasil belajar tersebut dikembalikan setiap kita mengadakan evaluasi.
2. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat peraga lebih lanjut. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud sebagai perangkat lunak, maupun perangkat keras. Berdasarkan fungsinya media pengajaran dapat berbentuk alat peraga dan sarana.
Apakah itu alat peraga? Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajarai (Elly Estiningsih, 1994). Alat peraga matematika adalah seperangkat benda kongkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003: 1). Dengan alat peraga , hal-hal yang bersifat abstrak dapat sisajikan dalam model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami.
3. Fungsi Alat Peraga
Hal yang perlu diperhatikan adalah teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu pelu dipertimbangkan kapan digunakan dan jenis alat peraga mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar dalam memilih dan menggunakan alat peraga sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka perlu diketahui fungsi alat peraga.
Secara umum fungsi alat peraga adalah :
1. Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika
2. Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep
3. Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan dunia sekitar kita serta aplikasi konsep dalam dunia nyata.
4. Tujuan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Penggunaaan alat peraga dalam pembelajaran dipilih dan dipersiapkan agar dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Diantara tujuan tersebut adalah:
1. Memberi dorongan kepada siswa dengan menarik minat dan merangsang minat mereka terhadap pelajaran
2. Melibatkan siswa secara langsung dan bermakna dalam memperoleh pengalaman belajar
3. Memberikan saham dalam bentuk sikap dan mengembangkan apresiasi siswa
4. Menjelaskan dan mengilustrasikan bahan ajar pengetahuan dan keterampilan kerja
5. Memberikan kesempatan untuk melakukan swa-analisis dalam kinerja dan tingkah laku perorangan.
5. Pengertian Irisan
Irisan antara sebuah bidang datar a dengan sebuah bangun ruang ialah bangun datar yang semua sisinya adalah ruas garis persekutuan antara bidang a dan bidang sisi bangun ruang tersebut. Jika bangun ruangnya adalah bidang banyak maka irisannya adalah sebuah segi banyak (poligon: segi-n, n ÃŽ A dan n ³ 3).
5. Alat Peraga Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Pembelajaran Irisan
Dalam proses pembelajaran yang ingin dicapai adalah sebuah hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan dari belajar sendiri. Alat peraga adalah sebuah media yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Menurut Sujana (dalam Drs. Syaiful Bahri) ada beberapa fungsi dari media (alat) pembelajaran :
- untuk membantu siswa dalam merangkap/memahami pembelajaran
- untuk mempertinggi mutu belajar dengan kata lain meningkatkan hasil belajar akan teringat lebih lama.
- untuk menarik minat/perhatian siswa
Pada pembelajaran Irisan sangat diperlukan menggunakan alat peraga, karena untuk memahami materi ini tidak cukup hanya membuat gambar-gambar di papan tulis saja misalnya saat menjelaskan tentang kubus, maka siswa akan kesulitan membayangkan bagian-bagian dari kubus itu sendiri. Seperti rusuk, titik sudut, diagonal bindang, diagonal ruang, dan sebagainya sampai pada hal-hal yang sulit. Sehingga dengan bantuan alat peraga yang berbentuk bangun-bangun ruang akan membanatu siswa dalam memahami bangun ruang pada pelajaran Irisan. Disamping itu penggunaan alat peraga ini juga sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran Irisan.
Pada dasarnya alat peraga ini dapat menarik dan menimbulkan minat belajar siswa, maka dikatakanlah alat peraga ini berperan dan ikut meningkatkan hasil belajar siswa. Karena semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu hal maka semakin kuatlah dorongan dan usaha yang dilakukannya untuk mencapai hal tersebut. Dengan demikian maka hasil belajar yang didapatnya akn semakin baik pula.
B. HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara yang akan diuji keberadaannya oleh peneliti. Hipotesis juga diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang akan dibuktikan sehingga terbukti dengan data yang terkumpul. (Arikunto)
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Hipotesis nol : Tidak ada pengaruh alat peraga terhadap hasil pembelajaran matematika di kelas SMP Swasta Muhamaddiyah Kisaran
Hipotesis kerja : Ada pengaruh alat peraga terhadap hasil pembelajaran matematika di kelas SMP Swasta Muhamadiyah Kisaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DISAIN PENELITIAN
Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan berdasarkan observasi, dibuat pada catatan pembelajaran. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep Irisan serta memperoleh manfaat yang lebih baik. Langkah-langkah yang ditempuh penelitian ini yaitu : 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan monitoring, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian di ilustrasikan dalam sisklus sebagai berikut :
Dialog awal
Perencanaan
refleksi
evaluasi
penyimpula
Perencanaan revisi
refleksi
evaluasi
penyimpulan
Seterusnya sampai batas waktu yang ditentukan
Penjelasan terhadap bagan diatas adalah :
1. Dialog Awal
Dialog awal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yang meliputi keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar.
2. Perencanaan Tindakan
Hasil dialog awal diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Irisan pada siswa. Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a. Identifikasi masalah
Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan kemamnpuan pemahaman konsep Irisan pada siswa dalam belajar matematika yang diberikan melalui dukungan Alat Peraga. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang diberikan pada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang dirasa sulit bagi siswa.
b. Identifikasi siswa
Proses identifikasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif dalam belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada dokumen hasil tes yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
c. Perencanaan solusi masalah
Solusi yang di tawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan pemahaman konsep Irisan pada siswa dalam pembelajaran matematika adalah strategi pembelajaran melalui dukungan Alat Peraga.
3. Pelaksanan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, Namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana statu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karenanya rencana tindakan harus bersifat sementara dan fleksibel
4. Observasi dan Monitoring
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan tekait. Observasi yang cermat dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realistis, dan semua kendala tersebut Belum pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu. Observasi ini bersifat responsive, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat hal-hal yang lupus dari observasi dalam kategori observasi yang ada. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.
5. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.
6. Evaluasi
Evaluasi relajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai relajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran relajar dan pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap penelitian pada setiap pelaksanaan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti untuk menyusun jalaban terhadap tujuan penelitian.
7. Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut berupa peningkatan pemahaman konsep Irisan pada siswa.
B. POPULASI dan SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Muhamadiyah Kisaran yang terdiri dari enam lokal paralel.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII C yang dipilih secara random atau acak.
C. VARIABEL
Dalam hal ini yang menjadi variabel antara lain :
- Variabel bebas (X) = penggunaan alat peraga
- Variabel tingkat (Y) = hasil belajar siswa
D. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Definisi opreasional
a. Peningkatan
Peningkatan merupakan usaha menjadikan sesuatu keadaan menjadi lebih baik yang dapat diciptakan atau diusahakan kriterianya.
b. Pemahaman
Pemahaman dalam penelitian ini dalah kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip dan skill. Meletakkan hal-hal tersebut dalam hubungannya satu sama lain secara benar dan menggunakannya secara tepat pada situasi. Pemahaman meliputi penerimaan dan komunikasi secara akurat sebagai hasil komunikasi dalam pembagian yang berbeda dan mengoprganisasi secara singkat tanpa mengubah pengertian.
c. Konsep dalam matematika
Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan (mengklasifikasi) objek/kejadian. Konsep yang tingkat tinggi dapat berupa hubungan antara konsep-konsep dasar. Konsep dapat dipelajari melalui definisi/pengamatan langsung. Disamping itu juga konsep dapat dipelajari dengan cara melihat, mendengar, mendiskusikan dan memikirkan tentang bermacam-macam contoh. Anak-anak yang masih berada dalam tahap operasi kongkrit dalam belajar konsep biasanya perlu melihat dan memegang benda yang dinyatakan oleh konsep itu. Sedangkan anak dari proses operasional formal mempelajari konsep melalui diskusi dan memperhatikan sungguh-sungguh. Seseoarang telah memahami jika orang tersebut telah mampu memisahkan contoh konsep dan bukan konsep.
2. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi. Dalam melakukan observasi menggunakan pedoman observasi yang terbagi menjadi tiga bagian :
a. Observasi tindak mengajar
b. Observasi tindak belajar yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen sebagai berikut :
a. Catatan lapangan
b. Test
c. Observasi
d. Dokumentasi
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini alat pengumpul data adalah tes. Tes yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan matematika khususnya materi Irisan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Untuk menganalisis data tersebut digunakanlah hasil yang telah dilakukan dengan cara :
- Tingkat Kemampuan Siswa Tanpa Menggunakan bantuan alat peraga
- Tingkat kemampuan sisiwa dengan adanya dukungan alat peraga.
Dengan menggunakan prinsip konversi lima penulis dapat mengetahui kemampuan siswa. Tingkat kemampuan siswa dapat diukur dari tinggi rendahnya skor mentah yang dicapai :
Adapun pedoman penilaiannya sebagai berikut :
Tingkat Penguasaan | Kategori |
90% - 100% | Sangat tinggi |
80% – 89% | Tinggi |
65% - 79% | Sedang |
55% - 64% | Rendah |
0% - 54% | Sangat rendah |
DAFTAR PUSTAKA
- Arikunto, Suharsimim. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.
- Djamarah, S. 2006. Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Reneka Cipta. Jakarta.
- Fajar. Anie. 2002. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
- Hamalik Oemar. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bumi Angkasa. Jakarta.
- Syahruddin; Penggunaan Alat Peraga dan Metode Demonstrasi (Proposal PTK) hal.5.
- http://wikipedia/pengertian-pembelajaran/
JIKA ADA KESALAH BERI TAHU YA. ALNYA INIPERTAMA KALI SAYA BUAT PROPOSAL.
INI TIDAK MURNI PROPOSAL SAYA, ADA SAYA SISIPKAN DARI PROPOSAL YANG SAYA DAPAT DI INTERNET.
ingin download kli here